Yogyakarta. Ya, menurut saya perubahan kebudayaan Yogyakarta lah yang sepertinya menarik untuk saya ulas. Pertama yang akan saya ulas adalah kebudayaan Yogyakarta pada masa terdahulu. Memang kebudayaan Jawa khususnya Yogyakarta adalah salah satu kebudayaan di Asia yang paling kuno dan identik akan tradisi, perilaku dan peralatan kuno. Kekayaan ini cukup nyata dari sejarah kebudayaan Jawa yang berjalan terus-menerus selama lebih dari seribu tahun. Kebudayaan Jogjakarta itu berasal dari beraneka ragam tradisi, kepercayaan dan cara hidup. Sebab kebudayaan Yogyakarta yang asli dari masyarakat-masyarakat di pulau Jawa sudah berjalan selama puluhan generasi, berarti kebudayaan ini sudah sangat kaya dalam unsur-unsur kebudayaan universal seperti sistem organisasi sosial, pengetahuan, kesenian, religi dan bahasa. Lagipula, setelah puluhan generasi kebudayaan Jawa ini tumbuh dari gagasan-gagasan saja tentang pergaulan antar manusia dan pandangan dunia sampai ciptanya benda-benda yang memantulkan identitas kongkret akan masyarakatnya.
Hal – hal yg mempengaruhi perubahan kebudayaan masyarakat Yogyakarta pada saat ini, yaitu antara lain : Globalisasi yaitu proses mempercepat dan membentuk kecepatan skala mobilitas serta aliran orang-orang, barang-barang, jasa, modal, pengetahuan dan ide-ide. Globalisasi dibantu oleh kemajuan teknologi yang memiliki potensi atau keinginan berada pada skala global. Untuk masyarakat Yogyakarta globalisasi tidak begitu berdampak besar pada pada bidang ekonomi karena kebanyakan barang-barang dijual dan dibeli di pasar-pasar lokal, khususnya barang-barang pertanian. Lalu, modernisasi. Modernisasi itu merujuk bukan saja pada pembangunan cara produksi dan ekonomi tetapi juga memodernkan ide-ide, konsep-konsep dan cara hidup, maka ada orang-orang menyamakan modernisasi dengan globalisasi. Karena itu, modernisasi atau globalisasi dikritik karena hanya mewakili sarana penyebaran konsep westernisasi, atau penyebaran norma-norma dan kebudayaan negara-negara Barat. Selain itu, Konsumerisme contohnya, kenaikan jumlah mall di kota Yogyakarta yang memiliki potensi mempercepat roda perubahan kebudayaan di kota Yogyakarta. Turisme, perubahaan paling nyata yang datang dari hasil turisme ini antara masyarakat di kawasan-kawasan turis seperti di Malioboro memberi pekerjaan baru dalam bidang jasa informasi, pemandu-pemandu atau penjual-penjual yang memamerkan barang-barangnya. Lalu media massa terdiri atas alat komunikasi seperti koran-koran, majalah-majalah, radio, televisi dan baru-baru ini lewat internet.
Yogyakarta yang akan datang mungkin akan tergambar dengan istilah baru ‘desa global’ (global village) yang merujuk titik waktu di masa depan dimana segala masyarakat dan bangsa di dunia akan disatukan melalui partisipasi kolektif dalam urusan-urusan dunia. Walaupun kita tidak ragu kota Yogyakarta akan terus-menerus mengandung kombinasi elemen tradisional dan modern selama jauh ke masa depan, satu ringkasan modernisasi dan dampaknya pada elemen masyarakat dan kebudayaan dibutuhkan untuk dapat menggambar peta untuk kemajuan dan pembangunan harmonis ke masa depan untuk masyarakat dan kebudayaan jawa di Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar