Acculturation and Intercultural communication
Akulturasi
Definisi yang saya tahu
mengenai akulturasi adalah Perpaduan dua budaya tanpa
menghilangkan budaya aslinya. Terdengar singkat dan jelas. Namun saya akan membahas
mengenai akulturasi secara lebih mendalam dari referensi yang saya dapat.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan
bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan
menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni
Semesta Raya.
Akulturasi
mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau
pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran
kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri
akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai,
cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian
dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut
berubah.
Dalam
hal ini terdapat perbedaan antara bagian kebudayaan yang sukar berubah dan
terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (covert culture), dengan bagian
kebudayaan yang mudah berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing
(overt culture). Covert culture misalnya:
1) sistem nilai-nilai
budaya,
2) keyakinan-keyakinan
keagamaan yang dianggap keramat,
3) beberapa adat yang
sudah dipelajari sangat dini dalam proses sosialisasi individu warga masyarakat
4) beberapa adat yang mempunyai
fungsi yang terjaring luas dalam masyarakat. Sedangkan overt culture misalnya kebudayaan fisik,
seperti alat-alat dan benda-benda yang berguna, tetapi juga ilmu pengetahuan,
tata cara, gaya hidup, dan rekreasi yang berguna dan memberi kenyamanan.
Hasil alkutulrasi
a.Menara kudus, akulturasi
antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dengan Hindu (ciri fisik menyerupai
bangunan pura pada agama Hindu)
b. Wayang, akulturasi
kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India
(ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata)
c. Candi Borobudur,
akulturasi antara agama Budha (candi digunakan untuk ibadah umat Budha) dengan
masyarakat sekitar daerah Magelang (relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan
yang terjadi di daerah Magelang dan sekitarnya)
d. Seni kaligrafi,
akulturasi kebudayaan Islam (tulisan Arab) dengan kebudayaan Indonesia
(bentuk-bentuknya bervariasi)Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan
psikologi individu
Akulturasi
mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Internakultural
Sedangkan
Internakultural atau bisa juga disebut dengan komunikasi antar budaya, dipahami
sebagai komunikasi antar manusia dari budaya yang berbeda. Gudykunst memandang
komunikasi antar budaya sebagai salah satu bentuk tipe dari komunikasi antar
kelompok
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang
yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik,
atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau
perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid
Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national
boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional
dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama
lain. Sedangkan Fred E. Jandt
mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang
yang berbeda budayanya.
Intercultural
communication generally refers to face-to-face interaction among people of
diverse culture.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa
komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik
yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya
komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan
manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian
tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya
mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu
dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol
yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi,
sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang
sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya
yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap
perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok
sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya
dengan pelbagai cara.
Fungsi-Fungsi
Komunikasi Antarbudaya
Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
§ Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa
perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa
itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui
asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
§ Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan
persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah
satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi
antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang
melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi
sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses
pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda
sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya
kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan
integrasi sosial atas relasi mereka.
§ Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya
menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
§ Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk
melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi.
Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi
menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.
Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak
mempunyai perlaku yang berbeda. Perilaku
seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku
komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan di antara
dua pihak dimaksimumkan.Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua
orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada
perilaku yang lainnya.
Fungsi Sosial
§ Pengawasan
Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek
komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada
kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi
antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan"perkembangan"
tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin
perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu
terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
§ Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi
komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakanjembatan atas perbedaan di antara mereka.
Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan
sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai
konteks komunikasi termasuk komunikasi
massa.
§ Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan
memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
§ Menghibur[4]
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses
komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di
taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut
termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
Prinsip-Prinsip Komunkasi Antarbudaya
§ (( terdapatnya golongan ningrat
sebagai budaya yang tertinggi))
hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang mengharuskan dari keturunan darah biru.
§ Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh para
antropologis linguistik.
Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa
karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal
karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal
untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan
berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
§ Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya,
makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalamisyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan
antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit
komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
§ Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah
ketidak-pastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita
berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik
menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena
letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak
waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara
lebih bermakna.
§ Kesadaran Diri dan Perbedaan
Antarbudaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran
diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai
konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali
membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin
terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu
berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
§ Interaksi Awal dan Perbedaan
Antarbudaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang
tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita
selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
§ Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua
komunikasi - kita berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang
dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi
komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang
lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi
antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya
anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan
anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita
terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif,
kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi.
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita
yang akan menghasilkan hasil positif. dalam
komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik,
posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan
sebagainya.Anda kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil
positif dan berusaha tidak melakukan apa yang menurut anda akan memberikan
hasil negatif.
Akulturasi dan Relasi Intercultural
Jadi terdapat hubungan atau relasi antara akulturasi dengan intercultural. Ada pun salah satunya akulturasi dapat terwujud dengan adanya peran dari intercultural yaitu proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dari proses komunikasi budaya yang berbeda tersebut secara langsung ataupun tidak langsung tercipta akulturasi yaitu Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnyanya dari komunikasi berbeda budaya menghasilkan perpaduan budaya yang berbeda juga namun tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok masing-masing.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/poerwanti-hadi-pratiwi-spd-msi/asimilasi-akulturasi.pdf
0 komentar:
Posting Komentar